Desa Patemon

Seririt, Buleleng - Subak Patemon Karang Sari adalah sistem irigasi tradisional di Desa Karang Sari, Bali, yang memiliki peran penting dalam mengatur aliran air untuk persawahan. Subak ini berfungsi tidak hanya sebagai pengairan, tetapi juga sebagai bagian dari tradisi budaya dan religi masyarakat setempat. Masyarakat yang terlibat dalam subak patemon karang sari ini terdiri dari para petani lokal yang bergabung dan bekerja sama dalam mengelola sistem irigasi ini. Mereka juga secara rutin mengadakan ritual dan upacara sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Sri (Dewi Padi) dalam kepercayaan Hindu Bali. Pendiri dari subak karang sari desa patemon yaitu Pan Taman Dewan dan yang menjadi pengelola subak karang sari saat ini yaitu I Gusti Bagus Putra Yasa, dengan 27 krama subak. Luas subak karang sari desa patemon yaitu seluas 10.5 hektar.

Tujuan utama didirikan subak patemon karang sari adalah untuk memastikan bahwa semua petani menerima cukup air bagi lahan persawahan mereka, sambil memelihara keseimbangan lingkungan dan budaya. Subak ini berjalan dengan prinsip Tri Hita Karana, filosofi Bali yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Sistem religi dalam upacara dan ritual subak patemon karang sari biasanya dilakukan di pura subak tersebut atau tempat-tempat suci di sekitar area persawahan pada saat-saat tertentu, terutama sebelum musim tanam atau setelah panen. Tidak diketahui jelas kapan subak patemon karang sari didikan, karena tidak ditemukan nya sumber yang pasti.

Keberadaannya subak patemon karang sari dianggap penting keberadaanya karena tidak hanya menjamin pengairan yang merata, tetapi juga menjaga kelestarian tradisi dan memperkuat ikatan sosial masyarakat. Kemajuan modernisasi tidak menjadi penghalang dalam pelestarian sistem tradisional subak patemon karang sari. Walaupun menghadapi tantangan dari perubahan gaya hidup, masyarakat setempat tetap berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan subak ini sebagai warisan budaya.